Selasa, 17 Maret 2015

ARTIKEL BIOLOGI TENTANG PENYAKIT YANG TERJADI PADA GINJAL |budi ariyanto|


             


                 BIOLOGI

           ARTIKEL BIOLOGI TENTANG PENYAKIT YANG
                               TERJADI PADA GINJAL

NAMA :  BUDI ARIYANTO
                                  


 “SEBELAS IPS 2”







Akibat Penyakit Ginjal
  Ginjal bertugas menyaring zat-zat buangan yang dibawa darah agar tetap bersih dan membuang sampah metabolik tersebut agar sel-sel tubuh tidak menjadi loyo akibat keracunan. Zat-zat tersebut berasal darai proses normal pengolahan makanan yang dikonsumsi dan dari pemecahan jaringan otot setelah melakukan suatu kegiatan fisik. Tubuh akan memakai makanan sebagai energi dan perbaikan jaringan sel tubuh. Setelah tubuh mengambil secukupnya dari makanan tersebut sesuai dengan keperluan untuk mendukung kegiatan, sisanya akan dikirim ke dalam darah untuk kemudian di saring di ginjal.
Bersamaan bertambahnya usia, fungsi ginjal juga akan menurun. Setelah umur 40 tahun, kita mulai kehilangan beberapa nefron yaitu saringan penting di dalam ginjal. setiap dekade pertambahan umur, fungsi ginjal menurun sekitar 10 ml/menit/1,73 m2. Dengan perhitungan standar laju filtrasi glomerulus/LFG (Glomurelar Filtration Rate/GTR) normla sekitar 100 ml/menit/1,73 m2, penurunan tersebut adalah sama dengan 10 % dari kemampuan normal fungsi ginjal.
Selain proses penuaan, terjadi pula penurunan fungsi ginjal karena gangguan penyakit, kecelakaan, keracunan, ataupun luka sekitar 20 % yang lebih banyak berpengaruh sehingga bisa terjadi kerusakan ginjal yang berat adalah infeksi ginjal, batu ginjal dan penyakit kronis lainnya yang diakibatkan oleh ginjal yang terganggu.
Ginjal mempunyai beberapa fungsi antara lain :
- Sebagai organ untuk pembentuk urine
- Pembuangan sampah hasil metabolisme tubuh
- Mempertahankan zat essensial serta mengatur keseimbangan carian dan elektrolit
Ginjal bekerja sebagai organ yang membuang cairan dari dalam tubuh dan menyaring zat yang masih diperlukan oleh tubuh yang berasal dari plasma. Proses penyaringan ini terjadi di  glomerulus yang menghasilkan fitrat. Fitrat ini berasal dari darah yang tidak mengandung sel darah dan protein dengan berat molekul (BM) > 60.000 Dalton. Jumlah fitrat yang dihasikkan adalah 125 mL/menit berarti 180 L/hari yang disebut sebagai “glomerular filtration rate” (GFR) sehingga bila fungsi filtarasi ginjal kurang sempurna maka cairan dan zat tertentu akan terkumpul di dalam tubuh  seperti urea dan kreatinin yang akan membahayakan pasien.
Untuk menilai fungsi ginjal diperlukan pemeriksaan urien terutama pH, berat jenis dan albumin. Fitrat glomerulus akan mengalami reabsorpsi air pada tubulus proksimal dan disatal secaa aktif, sehingga filtrat glomerulus menjadi lebih pekat. Selain itu air akan mengalami reabsorpsi pasif yang diperngaruhi oleh antidiuretic hormone (ADH).
Sebagaimana disebut diatas ginjal mempunyai fungi filtasi, reabsorpsi dan aeksresi. Unutk menguji faal reabsorpsi dapat dipakai penguluran berat jenis urine. Umumnya berat jenis filtrat glomerulus berkisar 1010, sehingga berat jenis urin yang menetap < 1010 sepanjang hari dapat berupa kelainan fungsi ginjal. Tapi pemeriksaan berat jenis urine ini berubah dari waktu ke waktu dan sangat dipengaruhi oleh :
- Jumlah cairan yang diminum
- Banyaknya keringat
- Kemampuan ginjal untuk mereabsorpsi cairan pada tubuli ginjal

Penyakit ginjal secara klinis memiliki manifestasinya sendiri di dalam sindrom yang sudah didefinisikan dengan cukup baik. Sindrom tersebut diantaranya adalah :
1. Sindrom nefritis akut terlihat pada beberapa penyakit glomerulus tertentu misalnya glomerulonefritis pasca infeksi streptokokus. Sindrom ini ditandai oleh onset kuat hematuria yang terlihat secara makroskopik, proteinuria yang ringan hingga sedang dan hipertensi.
2. Sindrom nefrotik ditandai oleh protenuria berat (> 3,5 gm/hari), hipoalbuminemia, edema berat, hiperlipidemia dan lipiduria.
3. Hematuria atau proteinuria asimtomatik biasanya merupakan manifestasi kelainan glomerulus yang ringan.
4. Gagal ginjal akut didominasi oleh onset akut azotemia dengan oliguria atau anuari yyang terjadi karena cedera berat pada salah satu komponen ini : glomerulus, tubulus, interstisium atau pembuluh darah.
5. Defek tubulus ginjal didominasi oleh poliuria, nokturia dan gangguan elektrolit misalnya asidosis metabolik. Defek ini terlihat pada penyakit didapat atau gentik yang mengenai tubulus dan atau interstisium.
6. Infeksi saluran kemih mengenai ginjal (pielonefritis) atau kandung kemih (sistitis) dengan bakteriuria dan piuria.
7. Nefrolitasis memiliki manifestasi klinis berupa kolik ginjal, hematuria dan pembentukan batu yang rekuren.
8.Pyelonephritis Infeksi dan peradangan jaringan ginjal dan renal pelvis (ruang yang terbentuk dari perluasan ujung atas ureter tubulus yang menyalurkan urin ke kandung kemih). Infeksi ini biasanya disebabkan karena bakteri. Kelainan ginjal yang paling sering terjadi, pyelonephritis dapat menjadi kronis dan akut.Pyelonephritis yang sudah akut biasanya menyerang satu daerah pada ginjal, dan tidak menyerang bagian yang lain. Pada banyak kasus, pyelonephritis dapat berkembang tanpa adanya penyebab yang jelas. Gangguan pada aliran darah atau urin, dapat membuat ginjal lebih mudah terserang infeksi, dan penumpukan kotoran pada ujung urethra juga diperkirakan meningkatkan kasus penyakit pada bayi (urethra merupakan saluran urin dari kandung kemih keluar). Wanita dapat mengalami cedera saluran kencing pada saat berhubungan atau kehamilan, dan kateterisasi (pengeluaran urin secara mekanik) dapat menyebabkan infeksi.
8.Glomerulonephritis, penyakit ginjal lain yang sering terjadi, ditandai dengan peradangan sebagian glomeruli ginjal. Kondisi ini dapat terjadi ketika sistem imun tubuh lumpuh. Antibodi dan zat-zat lainnya membentuk partikel dalam aliran darah yang terjebak dalam glomeruli. Hal ini menyebabkan peradangan dan membuat glomeruli tidak dapat bekerja dengan baik. Gejala dari penyakit ini bisa termasuk darah dalam urin, pembengkakan jaringan tubuh, dan adanya protein dalam urin, dalam hasil tes laboratorium. Glomerulonephritis bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan. Jika pengobatan diperlukan, dapat dilakukan diet khusus, obat-obatan pencegah kekebalan (immunosuppressant), atau plasmapheresis (pemisahan plasma dari darah), suatu prosedur untuk membuang bagian darah yang mengandung antibodi.Glomerulonephritis merupakan kelainan yang dikenal dengan nephritis, atau penyakit Bright. Bagian utama yang terserang penyakit ini adalah pembuluh darah dalam bongkah glumerular.
Berikut ini ciri-ciri penyakit ginjal, diantaranya adalah :
1. Sering mengalami masalah anemia
2. Saat di cek ternyata kadar Hemoglobin (Hb) rendah
3. Tubuh terasa mudah lelah
4. Sering merasa sakit dan kram
5. Penurunan nafsu makan
6. Susah tidur atau insomnia
7. Wajah dan kaki terlihat bengkak
8. Mata terlihat cekung dan mulut terasa kering seperti kekurangan lendir atau cairan dalam mulut
Jika anda mengalami gejala atau ciri diatas sebaiknya lakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah anda terserang penyakit ginjal atau tidak dengan melakukan pengecekan tes urine dan kreatinin, untuk memastikan seberapa berat penyakit ginjal yang menyerang.



Tidak ada komentar: